Islamedia - Al-Quran adalah kitab petunjuk bagi orang yang beriman dan bertaqwa. Karenanya, setiap
mukmin dituntut memiliki keakraban dengan Al-Qur’an. Dengan keakraban tersebut,
maka akan tercipta kestabilan dan ketangguhan internal dalam menghadapi
berbagai ujian dan cobaan yang menghadang. “Bersama Al-Qur’an, kita tidak perlu takut dan khawatir dengan kejadian apa
saja yang menimpa kita, termasuk kondisi yang sedang kita alami saat ini, karena
bagi setiap mukmin semua keadaan, baik ataupun buruk, pada hakikatnya adalah
baik dan pasti ada hikmahnya,” demikian di antara petikan taujih Ust. Abdul Aziz Abdul Rauf al-Hafidz, Lc. pada
kegiatan Mukhayyam Al-Qur’an II yang diselenggarakan oleh
Pusat Informasi dan Pelayanan (PIP) PKS Malaysia di Kuala Lumpur, 1-3 Februari 2013.
Di samping itu, lanjut ustadz dari Departemen Manhaj dan Al-Qur’an DPP PKS itu, keakraban dengan al-Qur’an, terutama melalui tilawah (membaca) dan tahfiz
(menghapal), memungkinkan seseorang untuk secara cepat mampu menghadirkan
ayat-ayat al-Qur’an (sur’atul istihdhar) tatkala dihadapkan kepada
berbagai ujian atau kondisi apa pun dalam kehidupan ini. Setiap ujian atau
kondisi apa pun bagi setiap mukmin pada hakikatnya selalu dapat dirujukkan
kepada ayat-ayat tertentu di dalam al-Qur’an. Dengan demikian, semua ujian itu pada
akhirnya akan kian mendekatkannya kepada
Allah, papar beliau.
Keakraban dengan al-Qur’an
dapat dimulai dengan mengalokasikan waktu khusus untuk al-Qur’an, misalnya
minimal 1 jam sehari. Esensi utamanya bukan pada tahfidz, tetapi pada intensifikasi
interaksi dengan kalam mulia tersebut. Berdasarkan pengalaman, jika seseorang
sudah membaca suatu ayat atau surah dalam al-Qur’an sebanyak 350 kali, maka dengan
sendirinya dapat dipastikan ia akan memiliki hapalan yang kuat pada ayat atau
surah tersebut.
Tahfidz pada dasarnya merupakan aktifitas interaksi dengan al-Qur’an yang tidak pernah
berakhir (never ending activity). Sekali seseorang berkomitmen memulai
hapalannya, maka dia dituntut untuk terus mengulang-ulangi (muraja’ah)
hapalannya itu agar tetap melekat dalam benaknya melalui intensifikasi tilawah. Meskipun
demikian, tahfidz sebenarnya bukanlah tujuan, melainkan sekadar wasilah
(perantara) untuk dapat terus berinteraksi dengan kitab yang mulia ini secara
lebih intensif.
Jika seseorang kehilangan beberapa bagian dari hapalannya
karena lupa, maka hal itu sesungguhnya merupakan sesuatu yang lumrah dan
seyogyanya tidak membuatnya berputus asa karena yang lebih penting sebenarnya
bukanlah tahfidz itu sendiri, melainkan interaksi yang intensif dengan
al-Qur’an. Lupa adalah bagian dari sunnatullah dan bisa dialami setiap orang,
termasuk para hafiz al-Qur’an. Oleh karena itu, seorang hafiz tidak boleh berhenti
dari muraja’ah. Namun yang pasti, interaksi yang intensif dengan
al-Qur’an pada gilirannya akan semakin meningkatkan dan menguatkan kadar
hapalan dan kian meminimalisir potensi lupa, tambah ustadz yang telah
berkeliling ke berbagai pelosok tanah air untuk
menghidupkan syiar dan ghirah al-Qur’an di kalangan kader partai dakwah
ini.
Tercatat lebih dari 50 kader PIP PKS Malaysia,
termasuk para qiyadah (pemimpin)-nya, berpartisipasi mengikuti Mukhayyam
Al-Qur’an II yang merupakan kelanjutan dari Mukhayyam Al-Qur’an I yang dihelat
setahun yang lalu. Sebelumnya, target hapalan peserta adalah 1 juz, sedangkan
pada mukhayyam kali ini, setiap peserta menyetorkan hapalan sebanyak 3 juz. “Alhamdulillah,
target tersebut bisa dipenuhi oleh peserta,” ujar Ust. A. M. Yusuf, penanggung
jawab kegiatan. Untuk ke depannya, Mukhayyam Al-Qur’an III dengan target 6 juz insya
Allah juga akan kami adakan, namun waktunya masih belum ditentukan,” kata
alumnus LIPIA yang menjadi koordinator Program Al-Qur’an di PIP PKS Malaysia
ini, sembari menegaskan komitmen PKS untuk terus mendekatkan para kadernya
dengan Al-Qur’an.
Selain menyetorkan hapalan kepada musyrif
(pembimbing)-nya masing-masing, para peserta juga menyimak rangkaian taujih
yang disampaikan oleh para muwajjih, yaitu Ust. Abdul Aziz Abdul Rauf (DPP
PKS), Ust. Musa Syarof (Ketua DSW PIP PKS Malaysia) dan Ust. Dr. Usman Ja’far
(Ketua Kaderisasi PIP PKS Malaysia). Mereka juga diharuskan mengkhatamkan
tilawah Al-Qur’an sebanyak 30 juz di sepanjang kegiatan ini. (Abi Mumtaz)
sumber : http://www.islamedia.web.id/2013/02/cetak-huffaz-pip-pks-malaysia-gelar.html
0 komentar:
Posting Komentar