Islamedia - Berdasarkan survei, elektabilitas kandidat Cagub-Cawagub, Ahmad
Heryawan (Aher)-Deddy Mizwar terus meningkat. Konsultan yakin Aher-Deddy
bisa mengungguli calon-calon lain.
PolMark Research Indonesia (PRC), konsultan pemenangan Aher Deddy, menggelar survei 16 Februari 2013 lalu. Hasilnya, Aher-Deddy meraih 26,6 persen, Dede Yusuf-Lex Laksamana 18,6 persen, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki 11,4 persen, Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Parhanul Hakim 8,1 persen, dan Dikdik M Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib 2,4 persen.
"Responden sebanyak 1.200 orang yang diambil secara acak dengan metode multistage random sampling, tersebar di 26 kabupaten dan kota di Jabar. Margin of error survei ini plus minus 2,9 persen," jelas Direktur PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah saat jumpa pers di Hotel Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (20/2/2013).
Menurut Eep, survei tersebut berbentuk mobile survey. Pewawancara mendatangi dan mewawancarai responden secara tatap muka langsung. Kuesioner pun sudah terinstal di aplikasi android smartphone. Seluruh pewawancara membawa telepon genggam pintar dalam proses wawancara dan memasukkan semua jawaban responden ke dalam aplikasi tersebut.
Eep menyebutkan, ditilik dari sisi metodologi dan tata cara wawancara, mobile survey ini sama sekali tidak berbeda dengan survei konvensional yang biasa diadakan. Hanya saja, mobile survey bisa memperpendek waktu survei dan data tersaji real time.
"Survei hanya satu hari. Setelah wawancara selesai, seluruh hasil langsung terkirim ke server. Malam harinya, saya kabari hasil survei itu kepada Aher-Deddy," katanya.
Ia menambahkan, responden terdiri 50 persen pria dan 50 persen wanita. Mereka beragam profesi dan suku bangsa yang tinggal di wilayah Jabar. "Hasil survei elektabilitas cagub-cawagub Jabar ini, angka undecided voters 32,9 persen," jelas Eep.
Kepada wartawan, Eep mengakui PolMark Indonesia merupakan konsultan pemenangan Aher-Deddy. Sudah dua kali survei dilakukan pihaknya selama menjalani pendampingan pemenangan Aher-Deddy. Ia menegaskan survei ini dikelola secara layak dan profesional dengan hasil kredibel serta akurat.
Sebenarnya, kata Eep, hasil survei PRC yang kedua tersebut tidak diumbar untuk konsumsi publik. Selama PRC melakukan survei untuk menyusun peta situasi kompetisi dan memandu tim menyusun agenda kerja pemenangan.
"Kami akhirnya memutuskan mempublikasi satu bagian dari hasil survei terakhir kepada publik untuk memenuhi hak publik akan informasi berimbang dan terlayani. Sejak awal PolMark berdiri 2009 lalu, baru dua kali mengumumkan hasil survei," tutur Eep.
PolMark Indonesia ialah konsultan political marketing yang memiliki unit khusus soal pengelolaan riset yakni PRC. Menurut Eep, PolMark Indonesia menjadi konsultan pemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilikuda DKI Jakarta lalu. Hasil survei Jokowi-Ahok tidak dipublikasikan. Berbasis survei PRC, kata Eep, kemenangan Jokowi-Ahok bisa diprediksikan dan sesuai target kerja pemenangan yang sudah disepakati sejak awal kerja pendampingan.[dtk/bbn/try]
PolMark Research Indonesia (PRC), konsultan pemenangan Aher Deddy, menggelar survei 16 Februari 2013 lalu. Hasilnya, Aher-Deddy meraih 26,6 persen, Dede Yusuf-Lex Laksamana 18,6 persen, Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki 11,4 persen, Irianto MS Syafiuddin (Yance)-Tatang Parhanul Hakim 8,1 persen, dan Dikdik M Arief Mansur-Cecep Nana Suryana Toyib 2,4 persen.
"Responden sebanyak 1.200 orang yang diambil secara acak dengan metode multistage random sampling, tersebar di 26 kabupaten dan kota di Jabar. Margin of error survei ini plus minus 2,9 persen," jelas Direktur PolMark Indonesia Eep Saefulloh Fatah saat jumpa pers di Hotel Grand Royal Panghegar, Jalan Merdeka, Kota Bandung, Rabu (20/2/2013).
Menurut Eep, survei tersebut berbentuk mobile survey. Pewawancara mendatangi dan mewawancarai responden secara tatap muka langsung. Kuesioner pun sudah terinstal di aplikasi android smartphone. Seluruh pewawancara membawa telepon genggam pintar dalam proses wawancara dan memasukkan semua jawaban responden ke dalam aplikasi tersebut.
Eep menyebutkan, ditilik dari sisi metodologi dan tata cara wawancara, mobile survey ini sama sekali tidak berbeda dengan survei konvensional yang biasa diadakan. Hanya saja, mobile survey bisa memperpendek waktu survei dan data tersaji real time.
"Survei hanya satu hari. Setelah wawancara selesai, seluruh hasil langsung terkirim ke server. Malam harinya, saya kabari hasil survei itu kepada Aher-Deddy," katanya.
Ia menambahkan, responden terdiri 50 persen pria dan 50 persen wanita. Mereka beragam profesi dan suku bangsa yang tinggal di wilayah Jabar. "Hasil survei elektabilitas cagub-cawagub Jabar ini, angka undecided voters 32,9 persen," jelas Eep.
Kepada wartawan, Eep mengakui PolMark Indonesia merupakan konsultan pemenangan Aher-Deddy. Sudah dua kali survei dilakukan pihaknya selama menjalani pendampingan pemenangan Aher-Deddy. Ia menegaskan survei ini dikelola secara layak dan profesional dengan hasil kredibel serta akurat.
Sebenarnya, kata Eep, hasil survei PRC yang kedua tersebut tidak diumbar untuk konsumsi publik. Selama PRC melakukan survei untuk menyusun peta situasi kompetisi dan memandu tim menyusun agenda kerja pemenangan.
"Kami akhirnya memutuskan mempublikasi satu bagian dari hasil survei terakhir kepada publik untuk memenuhi hak publik akan informasi berimbang dan terlayani. Sejak awal PolMark berdiri 2009 lalu, baru dua kali mengumumkan hasil survei," tutur Eep.
PolMark Indonesia ialah konsultan political marketing yang memiliki unit khusus soal pengelolaan riset yakni PRC. Menurut Eep, PolMark Indonesia menjadi konsultan pemenangan Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam Pemilikuda DKI Jakarta lalu. Hasil survei Jokowi-Ahok tidak dipublikasikan. Berbasis survei PRC, kata Eep, kemenangan Jokowi-Ahok bisa diprediksikan dan sesuai target kerja pemenangan yang sudah disepakati sejak awal kerja pendampingan.[dtk/bbn/try]
sumber : http://www.islamedia.web.id/2013/02/eks-konsultan-politik-jokowi-aher-deddy.html
0 komentar:
Posting Komentar