Fahri Hamzah
@Fahrihamzah
- Dua hari lagi kita apa merayakan Hari PERS Nasional.
- Sekarang dalam Demokrasi, PERS memiliki posisi dan peran besar. Ia kekuatan ke-4.
- Yang kita lupakan adalah bahwa PERS memiliki kekuatan pengaruh yg bisa kalahkan negara.
- Seperti sekarang, PERS sanggup membuat semua kekuatan dalam negara membusuk.
- Terlepas apakah PERS netral atau tidak, jelaslah bahwa ia adalah salah satu pengendali pengaruh/kekuasaan.
- Selain itu, ada kesamaan lain antara PERS dan PARPOL yaitu recruitment.
- Pasca orde baru, PERS dan PARPOL sama2 menampung generasi baru.
- Dulu, PERS dan PARPOL dibatasi, karena itu recruitment juga terbatas dalam kelompok elite.
- Sekarang PERS dan PARPOL hampir tak memiliki batasan. Terutama industri media.
- Tapi, bisa katakan bahwa PERS dan PARPOL adalah sama2 industri politik baru. Pasar tenaga kerja lahir.
- Orang2 yang direkrut dalam industri PERS dan PARPOL jutaan jumlahnya.
- Maka, selektifitas menjadi sesuatu yang tak terkendali. Kwalitas juga tergadaikan.
- Tapi, sebagaimana hukum kompetisi, suatu hari PERS dan PARPOL yg eksis adalah yang terbaik.
- "Industri politik" ini mengikuti hukum alam, yang tidak disiplin dan jaga kualitas akan hancur musnah.
- Dan, PERS serta PARPOL harus saling menjaga dan mengingatkan karena mereka adalah kaki demokrasi terpenting.
- Kita semua ini orang2 baru, tidak ideal, dan belajar untuk menjadi ideal. PERS dan PARPOL adalah ikhtiar menjadi demokrasi.
- Jika ada keluguan dalam PARPOL Maka ada juga keluguan dalam PERS dan saya sering tersenyum olehnya.
- Jika SDM dalam PARPOL ada kekurangan, Maka kekurangan juga ada dalam PERS, bahkan tidak selektif.
- Seleksi SDM di industri PERS lebih longgar. Padahal mereka ini menjadi perantara pesan kepada publik.
- Jadi, jika PERS hari ini sering melanggar etika, sesungguhnya juga fatal akibatnya, tapi mau tegur siapa?
- Ketika sebuah media berasosiasi dengan parpol tertentu, dan hanya mengirim berita baik tentangnya, ada masalah etika.
- Ketika media, menutup kasus tertentu karena merupakan kasus pemilik media tertentu, ada soal etika.
- Ketika media dimobilisasi, ketika media dipesan, ketika pemilik media melakukan transaksi, ada masalah etika.
- Ingat, "freedom of the Press Is the freedom of the Owner of the Press". Kebebasan PERS adalah kebebasan pemilik.
- Kita semua tentu tidak sedang membangun pesimisme, kita justru harus optimis karena ini tangga yang baik.
- Yang harus dilarang adalah oligarki PARPOL dan juga oligarki PERS, sama2 berbahaya.
- Independensi wartawan PERS harus kita perjuangkan agar tak ditekan redaksi dan pemilik.
- Meski Kita menonton, dengan perasaan getir betapa reproduksi kata2 yang tidak senonoh oleh PERS.
- Meski kita tahu bahwa pelanggaran etika penyiaran berita, gambar, video, berlangsung terus oleh PERS.
- Jelang hari PERS, saya tak hanya andalkan KPI tapi Social media, semoga kita dewasa. Selamat Hari PERS Nasional. END.
0 komentar:
Posting Komentar