PKS
terjerat kasus korupsi impor sapi! Media seperti mendapatkan durian runtuh. Tak
tanggung-tanggung, kasus ini langsung menjerat orang nomor satu di partai dakwah
ini. Akibatnya hampir semua berita yang mengandung unsur PKS dan daging sapi
impor akan mendapat sambutan publik. Contoh kecilnya saja, tulisan-tulisan di
Kompasiana, kayaknya (belum diteliti, hanya opini, hehehe) setiap tulisan yang
ada PKS nya mendapatkan hit yang lumayan banyak.
Wajar!
Khalayak pasti bertanya-tanya, bagaimana bisa partai yang selama ini kencang
menyuarakan antikorupsi malah terlibat? Jika PKS, yang selama ini dikenal bersih
saja korupsi, bagaimana dengan partai lainnya? Nah yang selama ini golput, akan
semakin girang, “Tuh kan saya bilang juga apa, tidak ada partai yang
bersih!”, dan masih banyak lagi komentar lainnya.
Sebenarnya,
jika dilihat di Indonesia, sepertinya tidak ada satupun partai yang bersih,
semua pernah tersandung kasus korupsi (ini opini pibadi lagi). Golkar, yang
merupakan partai penguasa, menjadi partai yang disorot karena korupsinya di masa
Soeharto (alm). Sekarang, selain PKS, Demokrat juga menjadi sorotan media karena
kadernya diduga dan terbukti korupsi.
Mengapa
kedua partai ini kemudian begitu disorot?
Demokrat
adalah partai penguasa, maka wajar saja jika partai ini menjadi sorotan ketika
ada kadernya yang korupsi. Jangankan korupsi, Ibas tidak hadir saja di rapat
paripurna, media langsung memblow up hingga berita ini menjadi barang jualan
yang bagus. Lagian, mangkirnya Ibas hanya sesaat setelah penandatanganan pakta
integritas sih!
PKS
adalah partai yang selama ini mengusung nilai dakwah dan Islam. Kadernya,
terutama di barisan bawah, adalah orang-orang yang taat sekali menjalankan
perintah agama. Mereka rutin melakukan pengajian setiap pekan yang biasa disebut
dengan liqo atau halaqoh. Kabarnya rutinitas ini juga dilakukan hingga kalangan
atas. Rutinitas ini diawali dengan membaca Al Quran kemudian nasihat menasihati.
Indah sekali memang. Toh saya dulu juga mengikuti rutinitas ini. Banyak manfaat
yang saya ambil dari kegiatan ini.
Selain
itu, kadernya juga sering melakukan kegiatan di masyarakat. Ada pengajian rutin,
bakti sosial, senam bersama, tes kesehatan gratis, dan kegiatan lainnya.
Kegiatan ini dulu dilakukan rutin, tidak hanya saat mendekati pemilu saja.
Entahlah sekarang. Tapi kegiatan ini tidak pernah sama sekali disoot di
televisi. Yah, tentu saja bukan berita yang menjual. Seperti seorang ustadz yang
membaca Al Quran dan shalat, tentu ini hal yang biasa. Tapi, jika ada ustadz
yang main perempuan, judi, atau suka mabuk-mabukan, baru luar biasa
aneh dan kemudian kita akan berpikir, kok bisa?
Nah
karena PKS selama ini begitu kencang menyuarakan anti korupsi, bahkan slogannya
adalah bersih dan peduli, maka wajar saja ketika salah satu kader terbaiknya
terlibat korupsi, media langsung memberitakannya habis-habisan.
Saya
sendiri juga geram ketika mendengar berita presiden PKS tersandung korupsi
daging sapi impor. Tapi rasanya tidak adil jika kemudian melampiaskan kegeraman
itu ke semua orang di PKS. Sama tidak bijaknya jika kita mengutuk semua oang
yang ada di patai Demokat.
Presiden
PKS sedang menjalani proses hukum, biarkan saja hukum yang akan membuktikan.
Saya, sebagai penonton yang awam ini masih percaya bahwa PKS adalah partai yang
memiliki kader solid, ini adalah asset bangsa. Mari berharap Indonesia menjadi
lebih baik.
Seruput
kopi dulu ah…
http://politik.kompasiana.com/2013/02/21/pks-itu-aset-bangsa-535847.html
0 komentar:
Posting Komentar