News Update :
INFO UNTUK ANDA : KETUA DPC : HERYANTO SEKUM DPC : ABI BENDAHARA : SULAEMAN BERSAMA MELAYANI RAKYAT #PKSPelayanRakyat ■

“Akh Taufik, senyum dong!”

Jumat, 21 Maret 2014



Satu jepretan kamera saya dedikasikan untuk Taufik. Taufik, salah satu personel Kepanduan Kota Bogor mengangkat kantong kresek besar berwarna merah yang masih berisi nasi bungkus. Wajahnya yang letih tetap memancarkan semangat pada kami.

Taufik salah satu personel Kepanduan yang bertugas dalam pengamanan kampanye akbar yang mampu “menaklukkan” Gelora Bung Karno (GBK), ahad 16 Maret 2014. Apa yang menarik sehingga beliau saya letakkan menjadi inspirasi dalam tulisan ini?

Saat berangkat, Taufik tidak dalam kondisi sehat. Beliau baru sembuh dari penyakit pencernaan sehingga perlu istirahat lama. Namun panggilan tugas dakwah yang membutuhkan pengorbanan besar ini ia jalani dan mengacuhkan alasan fisik yan bisa saja diajukannya sebagai izin.

Benar, ternyata Taufik diuji Allah keteguhannya. Panitia Kampanye memilih Taufik sebagai salah satu personel Kepanduan di bagian konsumsi. Taufik dan puluhan personel lain bertugas mendistribusikan konsumsi ke ratusan personel pengamanan Kampanye di areal GBK sangat luas ini. Taufik menjalani dengan sabar.

Sesekali Taufik nampak kelelahan. Kadang saya lihat  ia terduduk kecapean. Pada momen tertentu ia nampak terkantuk-kantuk di lapangan. Maklum, rombongan kami, Kepanduan Kota Bogor sudah bersiap sejak pukul 02.00 pagi dari Kota Bogor.

Peristiwa ini menjadi salah satu amunisi yang saya jadikan pengobar semangat, dalam tugas apapun di jamaah ini. Menjadi personel Kepanduan dengan beragam tugas lapangan bukan hal yang mudah diterima bila tidak teruji tsiqah dan ketaatannya.

Kepanduan sudah memberi kisah keteladanan dalam senyap mereka. Dalam gemuruh dan kenestapaan bangsa akibat bencana dahsyat, Kepanduan selalu hadir disana. Kepanduan menjejakkan kaki pertama kali dalam menghapus luka saudara-saudara kita yang tertimpa bencana. Kepanduan bergegas dalam membangun kembali kehidupan baru di reruntuhan bencana. Dalam hiruk-pikuk liputan kepahlawanan di media, Kepanduan tersembunyi agar keikhlasannya terjaga, supaya  energinya terus terfokus dan harapannya hanya untuk Allah semata.

Kami hanya terus mengingat sebuah Hadits Nabi SAW tentang keutamaan yang melekat pada tugas kami.

“Ada dua bola mata (manusia) yang tidak akan tersentuh oleh api neraka, mata yang menangis di waktu malam hari karena takut kepada Allah dan bola mata yang menjaga pasukan fii sabilillah di malam hari.”

Kalimat motivasi itu terus memberi energi pada badan ini yang sebenarnya tidak sekuat dugaan banyak orang. Badan kami ringkih karena asupan energi yang seringkali tidak memenuhi gizi. Tubuh kami yang tidak semuanya ideal karena dimakan usia. Fisik kami yang tak selalu bugar karena kami tak selalu berolahraga akibat menumpuknya amanah lain di pundak kami.

Namun, karena Islam dan dakwah mengajarkan akan kesabaran, kami ingin berada pada level tertingginya. Karena para Nabi, Sholihin dan juru dakwah mengajarkan keberanian, kami rela menjadi tameng terdepan menghadang serangan. Karena para pendamping kami, istri dan anak-anak kami menginginkan surga, maka para bidadari dan taman-taman di Surga selalu terbayang jelas ketika kami bertugas.

Dan di GBK, hari itu, kami seolah tersiram semangat oleh ratusan ribu kader yang memiliki kebanggaan luar biasa atas jamaah ini. Jamaah ini yang selalu menerbitkan kisah-kisah manusia inspiratif yang bukan berupa dongeng namun nyata serta hadir di tengah-tengah umat.

Saya pun tak bisa menahan air mata, saat membaca beberapa komentar dari kader yang membaca catatan kepanduan yang saya tulis (Catatan Kepanduan Dibalik Sukses “Penaklukan GBK”)

“Ana jadi cemburu sama antum... bisa berada di garda depan dakwah ini.. insya Allah dakwah kita akan menang....ana jadi berlinang air mata..salam tiga jari untuk kepanduan bogor (solok padang)”

“Si bungsu (7thn) yg melihat kpanduan berjejer rapih di GBK bilang: Abi, kasihan amat tuh kepanduan berdiri terus dr pagi. Ana jawab : mrk lbh besar pahalanya drpd kita yg duduk di sini loh. "Awwab nanti mau jadi kepanduan jg ah, boleh gak", timpalnya bersemangat.

“Tak terasa air mata menetes.....rasa haru n bangga krn berada di antara ratusan ribu massa di GBK..........n yg buat sy semakin kagum di antara ikhwan kepanduan ada yg sy liat tetap tilawah dlm berdiri keadaan siap siaga مَاشَآءَاللّهُ ...”

Terima kasih wahai Ihkwah...teruslah motivasi kami dengan semangat antum menyemarakkan agenda-agenda dakwah.

Wallah’a’lam

Salam 3 Jari
Dari Bogor untuk Indonesia

*by Abu Haniyya

(Foto : Taufik Hidayah, Kepanduan DPD PKS Kota Bogor)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright OFFICIAL SITE DPC PKS TAMANSARI 2010 -2011 | ReDesign by DPC PKS TAMANSARI | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.