by @sarahbahrii
Sabtu, 14 Maret 2014
Handphone saya bergetar tanda chatingan via whatsapp masuk. Ternyata ‘sentilan’ dari murabiah saya.
‘’Siap-siap ya, ukh.. perjuangan kita minimal di Hari Ahad. Mba butuh support anti dan teman-teman. Bismillah… insya Allah urusan akademiknya berkah dengan perjungan ini, Allah pilihkan yang terbaik untuk anti dan teman-teman’’
Mendapat ‘sentilan’ jelang satu hari kita semua menaklukan GBK, seketika gelora dan semangat jiwa muda saya terpacu. Ingin menunjukan bahwa barisan kita adalah barisan yang kokoh, jiwa yang bersih dan siap menyambut kemenangan.
Ahad, 16 Maret 2014
05.30 WIB
Mentari masih malu menunjukan raganya. Ia masih enggan menyinari jagat raya. Tapi tidak untuk kami yang ada disini. Dengan ruh dan semangat baru itulah yang mengantarkan kami di kantor DPD PKS Jakarta Barat untuk mempersiapkan hari ini.
Ketika kami semua sibuk memastikan tidak ada alat medis yang kurang dan tertinggal, saya perhatikan satu-persatu binar mata tim ini. Yang saya temukan adalah binar kebahagiaan bisa ikut berpartisipasi dalam barisan dakwah ini. Yang saya temukan adalah binar keharuan akan bersama-sama mengukir sejarah dalam perjuangan ini. Yang saya temukan adalah binar kerinduan akan Indonesia yang lebih baik. Ya, itu yang saya temukan.
Di menit-menit berikutnya, beberapa mobil dan ambulans sudah bergerak dari kantor DPD PKS Jakarta Barat menuju GBK. Hati ini semakin penasaran apa yang akan terjadi hari ini di GBK. Sanggupkah kami menaklukan GBK? Bagaimana dengan tugas sebagai tim medis?
Tak sampai 30 menit rombongan ini sampai di GBK. GBK dengan kokoh seakan menyambut kami. Mengucapkan ‘ahlan wa sahlan’ dan mempersilahkan kami memasuki waktu-waktu penting dalam pesta demokasi di Negara tercinta.
Setibanya di GBK, tim medis dipersilahkan untuk sarapan terlebih dahulu sebelum dibagi ke beberapa posko yang terdiri dari para dokter, bidan, apoteker dan relawan. Atribut tim medis pun sudah dikenakan. Dengan slayer orange dan seragam hijau terang, dengan tujuan apabila terjadi kondisi darurat tim medis dapat mudah ditemukan. Di posko yang sudah ditentukanpun kami diberi pengarahan kembali. Karena masa yang datang bak gelombang manusia, GBK pun mulai memutih.
Sedikit sedih karena mengetahui jika tidak semua dari tim medis dapat memasuki tribun. Bagaimanapun harus ada yang menjaga posko. Koordinator posko saya adalah Pak Ismu. Alhamdulillah, Pak Ismu mengizinkan saya, 4 akhwat dan 6 ikhwan untuk berjaga-jaga ditengah lautan manusia dengan catatan, kami harus kembali ke posko medis setiap satu jam sekali.
08.30 wib
Keraguan saya terjawab sudah. PKS kembali menaklukan GBK. Kini GBK sudah memutih. Atmosfer semangatpun tak bisa diragukan. Saya tim medis di sektor 3. Melihat keadaan sekeliling dan memastikan semua aman terkendali. Di awal memang ada beberapa yang minta obat pusing, ‘untuk berjaga-jaga’ kayanya.
Karena keadaan GBK yang sudah mulai penuh, ada beberapa ibu lanjut usia yang ingin mencari tempat duduk. Saya pun beinisiatif untuk membantu. Tetapi ditolak. ‘’saya masih kuat kok, neng. Saya senang ada disini ikut kampanye PKS’’ ujarnya dengan sopan kepada saya.
Sunggh terharu saya dibuatnya. Saya lihat begitu jelas guratan di wajahnya yang sudah tidak muda lagi. Namun semangatnya sama seperti anak muda lainnya. Saya perhatikan ibu tua tersebut, walaupun sesekali duduk tapi sangat bersemangat mengibarkan bendera PKS. Allahu akbar…
Tidak hanya satu ibu tua yang saya temukan seperti itu. Beberapa menolak bantuan saya karna merasa baik-baik saja.
10.00 wib
Saya perhatikan keadaan sektor 3. Semua baik-baik saja. Semua sehat dan tidak ada keluhan yang berarti. Orang tua lanjut usia tetap menjadi prioriatas perhatian saya. Tapi tidak saya temukan wajah lesu tak besemangat. Terutama saat sang presiden datang. Semua antusias. Semua ‘terbakar’. Semua bergelora dan GBK pun takluk!
11.00 wib
‘’Kenapa ibu mau dateng ke sini?’’ Tanya saya pada seorang ibu. "Karena saya tau, PKS adalah partai bersih’’ jawab salah seorang ibu dengan singkat. Sebelum ia meninggalkan tribunpun tak ingin saya bantu. Dengan semangat walau tertatih ia berjalan meninggalkan tribun dengan bendera PKS tetap berada digenggamnya engan kuat. Meninggalkan kesan di hati saya.
Perjuangan ini memang tak mudah namun selalu menyimpan cinta.
Di akhir, saya masih berada di tribun sampai lagu madany ‘cinta kerja harmoni’ selesai dinyanyikan. Saya kembali ke posko medis. Kali ini ada beberapa ibu tua yang membutuhkan alat pernafasan. Dari cerita posko medis yang lain memang ada beberapa insiden yang membuat beberapa dokter menjahit luka. Alhamdulillah, alat yang disediakan tim medis lengkap.
Saat acara itu saya juga sempatkan 'wawancara' dengan salah seorang dokter, dr. Rita, yang turut jadi relawan di acara GBK.
Saya: Persiapan apa saja dok sebelum acara akbar ini? Apakah ada kendala yang dirasakan mengingat masa yang begitu banyak?
dr Rita: Persiapan sebelum kampanye secara garis besar sama seperti persiapan yankes (layanan kesehatan) rutin yaitu mencari SDM untuk tim medis, mempersiapkan obat dan transportasi. Yang berbeda dengan yankes rutin kali ini saya diamanahkan untuk mencari 40 orang untuk tim medis. Agak sulit tapi Bismillah saya yakin bisa dapat sejumlah itu. Saat hari H tiba, tim medis Jakarta Barat berangkat bersama dari kantor DPS PKS Jakarta Barat pukul 6 pagi. Di GBK tim Jakarta Barat bergabung dengan tim medis dari wilayah Jakarta lainnya. Mereka di bagi kedalam 6 posko (posko utama, posko jakbar, posko jakut, posko jakpus, posko jaksel, posko jaktim). Tiap posko terbagi lagi menjadi tim medis standby posko dan tim medis mobile.
Saya: Apa yang dokter bayangkan selama kampanye ini berlangsung?
dr Rita : Hmm.. Bayangan apa yang terjadi? Biasanya dalam acara-acara akbar seperti ini kasus yang sering terjadi adalah sakit kepala, maag dan pingsan. Namun saya berharap semua yang datang dalam keadaan sehat walafiat ^_^
Saya: Kemarin ada musibah ya yang harus dilarikan ke RSPP? Bias diceritain sedikit dok...
dr Rita: Saat kampanye kemarin posko utama menerima pasien status asmaticus yaitu penyakit asma yang kambuh dan sulit untuk diredakan dengan obat. Setelah memberikan pertolongan pertama, tim medis membawa pasien ke RSPP dan RS Fatmawati untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. Tim medis mendampingi pasien sampai keluarga datang. Kader PKS dari tempat tinggal pasien pun ikut datang mendampingi keluarga.
Saya: Kenapa dokter mau berada di barisan tim medis? Motivasinya apa?
dr Rita: Alasan kenapa bersedia menjadi tim medis… Setiap orang mempunyai potensi masing-masing yang bisa diberikan unuk dakwah. Kalau keilmuan saya sebagai dokter bisa saya berikan untuk dakwah, kenapa tidak. Memang akhirnya tidak bisa merasakan gegap gempit suasana didalam tribun tapi tidak masalah untuk saya. Insya Allah tetap bisa memutihkan GBK dan merasakan semangat yang sama walau dari posko medis ^_^
Saya: Apa hal yang paling terkenang selama kampanye ini?
dr Rita: Hal yang paling berkesan dari kampanye kemarin tentu dengan jumlah masa yang bisa memenuhi seluruh kursi GBK, bahkan sampai ‘luber’ ke pinggiran lapangan. Perjuangan para kader dan simpatisan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap PKS. Hal yang berkesan bagi saya lagi adalah kekompakan dan kerja sama tim medis dalam melakukan pelayanan. Mereka semua merelakan tidak ikut bersama rombongan keluarga atau teman-teman dan pengorbanan tim medis untuk tetap melayani pasien disaat acara berlangsung. Tentu kedepannya banyak hal yang harus dievaluasi, namun saya salut melihat kerja tim medis saat kampanye.
"Sesungguhnya kemenangn itu kian dekat. Persiapkan diri masing-masing untuk menyambutnya. Rapatkan barisan. Sucikan niat. Selipkan munajat kemenangan dalam kesyahduan doa. Semoga Allah selalu meridhai. Semoga Allah melindungi. Semoga Allah mengasihi kita semua.’"
0 komentar:
Posting Komentar