“Saya minta BPWS agar memprioritaskan tersedianya zona perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) pada RAPBN 2015. Hal ini mengingat kekurangan pasokan (backlog) rumah sudah mencapai lebih dari 15 juta. Dan sampai saat ini tidak ada satu pun pejabat yang berani menggaransi seluruh rakyat bisa menempati rumah yang layak,” kata Kapoksi V Fraksi PKS, Sigit Sosiantomo (24/6).
Sesuai Perpres No. 27 tahun 2008, tujuan pengembangan wilayah Suramadu adalah optimalisasi percepatan pengembangan wilayah Suramadu sebagai salah satu pusat pengembangan perekonomian Jawa Timur. Salah satu unsur penting dalam pengembangan wilayah adalah adanya zona perumahan.
Tugas BPWS sesuai Perpres tersebut diantaranya membangun dan mengelola Wilayah Kaki Jembatan Suramadu sebanyak kurang lebih 600 hektar di sisi Surabaya dan 600 hektar di sisi Madura. Juga membangun dan mengelola kawasan khusus di Pulau Madura sekitar 600 hektar dalam satu kesatuan dengan wilayah Pelabuhan Peti Kemas dengan perumahan dan industri termasuk jalan aksesnya.
"Backlog 15 juta rumah, sementara pasokan hanya 300.000 rumah per tahun. Di sisi lain, Indonesia memiliki tambahan 800.000 keluarga baru yang tentu membutuhkan rumah. Kecepatan permintaan perumahahan tidak bisa diimbangi dengan kecepatan pasokan,” ujar Sigit.
Karena backlog tidak mungkin terpenuhi pada masa pemerintahan ini, Sigit berharap agar backlog dipandang sebagai masalah yang mendesak untuk diselesaikan oleh presiden periode mendatang. Ketiadaan sumber dana rendah biaya juga menjadi masalah pelik yang harus segera diselesaikan. Sementara cetak biru pembangunan perumahan nihil.
0 komentar:
Posting Komentar