PKS-Cibitung.Com [TM]
Dunia legislasi cocok dengan fitrah perempuan sebagai manajer rumah tangga.
Dakwah harus menyentuk sisi kebijakan publik. Kebijakan tentang
urusan muamalah harus dipastikan tidak melenceng dari norma Islam. Untuk
itulah, diperlukan sentuhan dakwah, terutama urusan yang berkaitan
dengan perempuan, anak, dan keluarga.
Keyakinan itu menancap dalam diri Dr Sitaresmi Sulistyawati Soekanto M
Psi T. Sejak muda, ustazah sekaligus aktivis perempuan, anak, dan
keluarga itu sudah menggeluti dunia dakwah.
Bermula saat 30 tahun lalu, kiprahnya menjadi mahasiswi tak berhenti
pada diktat kuliah dan bangku kelas. Sita, begitu ia akrab disapa,
meyakini konsep syumuliatul Islam (Islam yang universal dan
komprehensif) yang mencakup seluruh aspek hehidupan dunia, termasuk juga
di bidang politik.
“Ini sebuah proses untuk mengajak diri saya dan orang lain ke arah
perbaikan diri yang terus- menerus. Sejak di bangku SMP, saya menulis di
buku harian saya tentang betapa saya menginginkan hidup yang bermakna,
tak sekadar hidup menjalani rutinitas, menjadi dewasa, tua, lalu mati
dan dilupakan orang,” paparnya.
Menurutnya, kerap keinginan seseorang menjadi Muslim atau Muslimah
yang lebih baik sering terbentur lingkungan yang tidak kondusif atau
sistem yang tidak Islami. Inilah yang membuatnya “geregetan” sebagai
aktivis dakwah.
Ia berkeinginan suatu saat pusat kebijakan bisa terwarnai dengan
pemahaman dakwah. Dia ingin ikut andil sebagai pengambil kebijakan yang
pada akhirnya bisa menciptakan sistem yang kondusif bagi umat Islam yang
ingin lebih baik.
Ia berpendapat, selama ini dunia politik kerap dianggap tidak ramah
pada perempuan. Politik lebih identik dengan maskulin, keras, dan
kotor.[ROL]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar