[Berita] Menkeu Bambang Serahkan RAPBN-P 2015 ke Pimpinan DPR
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mendatangi Gedung DPR hari ini. Kedatangan Bambang adalah untuk menyerahkan Rancangan APBN Perubahan (RAPBN-P) 2015 ke Ketua DPR Setya Novanto beserta jajarannya.
Pertemuan ini berlangsung di Ruang Tamu Ketua DPR, Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (9/1/2015). Menkeu Bambang didampingi jajarannya, sementara Novanto ditemani para wakilnya yaitu Taufik Kurniawan, Agus Hermanto, Fadli Zon, dan Fahri Hamzah.
"Atas nama pemerintah, kami ucapkan terima kasih ke DPR, karena siang hari ini diterima untuk sampaikan RAPBN-P 2015," kata Bambang saat konferensi pers seusai pertemuan.
Bambang yakin pembahasan RAPBN-P ini akan berjalan dengan lancar dan tepat waktu. Pemerintah pun berjanji untuk kooperatif dalam pembahasan.
"Mulai minggu depan, kami butuh dukungan DPR untuk bisa selesaikan APBN-P tepat pada waktunya. APBN-P harus selesai dalam waktu satu bulan jadi kami yakin dengan kerjasama pemerintah, APBN-P bisa diselesaikan, dibahas dan keluar dengan hasil yang baik," ungkapnya.
Novanto mengapresiasi keaktifan Menkeu yang menyerahkan RAPBN-P. Bila biasanya antara eksekutif dan legislatif saling menunggu, kini Bambang langsung mendatangi DPR. (detikcom)
***
*Dari twit @Fahrihamzah (12/1/2015):
1. Ini beberapa pandangan sy tkait #APBNP2015
2. #APBNP2015 dsusun pd masa transisi pemerintahan. Basis penyusunannya dari APBN 2014.
3. Ruang fiskal masih sangat terbuka utk pemerintahan baru.
4. Pengajuan #APBNP2015 lbh kpd penyesuaian prog pemerintah yg blm terakomodir dlm APBNP 2015, shg merubah asumsi & postur.
5. Bukan karena kondisi perekonomian yg berubah.
6. Perubahan signifikan terjadi pada anggaran subsidi.
7. Pd R-APBNP 2015, subsidi BBM senilai 81T atau 6% dr belanja pemerintah pusat.
8. Sebelumnya sekitar 276T atau sekitar 20-25% dari belanja pemerintah pusat.
(Berita: Pemerintah Pangkas Subsidi BBM Rp 190 Triliun di RAPBNP 2015)
9. Kebijakan harga BBM bersubsidi khususnya solar, msh memiliki potensi utk menggerek inflasi yg tinggi…
10. ..jika harga minyak kembali ke kisaran 100 USD/barel & nilai tukar tetap tinggi.
11. peningkatan yg signifikan terdpt pd belanja infrastruktur/modal, dlm RAPBNP 2015 direncanakan sbesar 290T
12. dimana sbelumnya 198,7T. tinggal kemampuan pemerintah utk mengelolanya dgn baik.
13. yg agak mengkhawatirkan penerimaan pajak. dlm evaluasi ekonomi 2014 penerimaan pajak msh dibawah target.
14. dalam RAPBN 2015 ditargetkan sbesar 13,5% dari PDB. Angka ini sangat optimis jk melihat rasio thn sblmnya, 12,38%
15. defisit diusulkan mengalami penurunan. Ini akan berdampak thd pbiayaan yg otomatis jg akan mengalami penurunan
16. dalam #APBNP2015 ini pemerintah punya ruang fiskal yg sangat besar dan luas
17. ruang fiskal ini paling signifikan adalah berasal dari pencabutan subsidi & tentunya perubahan asumsi makro kita.
18. dari pencabutan subsidi energi saja pemerintah dapat penambahan uang 181T.
19. jika dihitung scr keseluruhan maka ruang fiskal pemerintah tdk jauh dari nilai itu.
20. dampak penambahan ruang fiskal ini tentunya akan merubah struktur anggaran terutama pd pengeluaran2 pemerintah
21. hipotesisnya adalah perubahan struktur anggaran hrs bdampak pd perubahan struktur ekonomi masyarakat
22. ketimpangan, kemiskinan.. apakah bs diselesaikan melalui #nawacita yg merasuk ke dlm struktur #APBNP2015 ini?
23. Dari tabel pengeluaran terlihat pelayanan umum (public services) hilang sekitar 178T & tsebar ke berbagai bidang.
24. Ketika public services mulai berkurang, arah pemerintahan akan cenderung mengikuti reagenomics atau liberalisasi.
25. Program prioritas, #nawacita dsb yg tercermin dlm struktur anggaran ini hrs diamati scr lebih detail.the devil is in detail…
26. Mmg ada peningkatan pd anggaran infrastruktur, pertanian dsb. Tapi keberpihakan jg bs diukur dari proporsinya.
27. Brp biaya infrastruktur pertanian jika dibandingkan dg biaya tol laut?
28. Dan apa hubungannya tol laut dg aktifitas ekonomi pedesaan atau pinggir pantai?
29. Utk kinerja pemerintah detailnya kita tunggu RKA-KL & awasi kinerjanya melalui LKPP diakhir tahun nanti
30. Oya, di nota keuangan ditemukan berkali2 terminologi infrastruktur dan konektivitas. Ini sperti berbau MP3EI.
31. Kita harus berhati2 memaknai kebijakan infrastruktur dan konektifitas ini.
32. Ideologi MP3EI msh menganut ideologi pertumbuhan versi klasik dg teori trickle down effect-nya
33. Konsep MP3EI adalah pembangunan wilayah berbasis pertumbuhan.
34. Indonesia dibuat wilayah cluster dan titik2 pertumbuhan.
35. Setiap cluster akan terkoneksi shg terkoneksi secara nasional maupun global.
36. Untuk itu proyek ini butuh dana besar terutama untuk infrastruktur dan konektifitasnya.
37. Infrastruktur dan konektifitas bs seperti pisau bermata dua.. shg pemaknaannya harus hati2..
38. Dlm MP3EI, infrastruktur dimaknai sbg investasi pemerinta & swasta yg diprioritaskan utk mbangun basis pertumbuhan…
39. ..ekonomi wilayah dgn ciri bernilai kapitalisasi besar.
40. konektifitas dimaknai sbg invenstasi pemerintah & swasta utk mhubungkan antara wil pertumbuhan baik nasional maupun global.
41. jika kita bicara ttg #nawacita maka konsep tsb sama sekali tdk masuk di MP3EI
42. kalau kita bicara #nawacita , infrastruktur dlm APBN hrs dimaknai infrastruktur utk pembangunan sektor2 yang…
43. menjadi mayoritas rakyat kita yg ada di sektor pertanian, nelayan kecil & UMKM.
44. dan konektifitas dimaknai sbg investasi yg mhubungkan aktifitas ekonomi petani, nelayan, UMKM ke pasar.
45. shg kapasitas ekonomi mrk tumbuh & mjd pilar pertumbuhan ekonomi scr nasional.
46. Tapi kita juga belum tahu..apakah betul #nawacita dan #MP3EI tak akan bisa di-integrasikan...?
47. Yang jelas...semangat membangun infrastruktur kabinet JOKOWI ini menakjubkan...
48. Sehingga 3 Alokasi terbesar akan jatuh ke PU, Perhubungan dan Pertanian..semuanya terkait infrastruktur
49. Bicara ekonomi malam-malam...berat juga ya...besok kita sambung...#APBNP2015
50. Ini hanya sekilas membaca dokumen yang di bawa menteri ke DPR dan belum ada pengantar Presiden..#APBNP2015
51. Semoga bisa mencerdaskan...#APBNP2015
0 komentar:
Posting Komentar