News Update :
INFO UNTUK ANDA : KETUA DPC : HERYANTO SEKUM DPC : ABI BENDAHARA : SULAEMAN BERSAMA MELAYANI RAKYAT #PKSPelayanRakyat ■

Budaya Mundur di PKS

Jumat, 01 Februari 2013

Baru sehari lewat beberapa jam saja, usai dijemput dan diperiksa di KPK, Luthfi Hasan Ishaaq (LHI), langsung menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Ini adalah kejutan lanjutan yang menggegerkan dunia politik Indonesia setelah kabar dijadikannya LHI sebagai tersangka dalam waktu yang sangat singkat.
Sebagian publik sudah menduga, PKS akan melakukan respon yang tidak gegabah menanggapi kasus yang menjadi ujian berat bagi partai dakwah ini. Sebelum dibawa ke Gedung KPK untuk dimintai keteerangan, LHI langsung mengadakan rapat pleno dengan pengurus inti PKS di kantor DPP PKS. LHI menyadari, kasus yang menimpa dirinya jangan sampai merusak citra partai apalagi mengganggu jalannya roda organisasi. Maka, dengan cepat LHI menyatakan mengundurkan diri usai diperikasa KPK tadi sore (31/1/2013).
Mundurnya beberapa pejabat di PKS tidak terjadi kali ini saja. Bila merunut ke belakang, ada juga peristiwa pengunduran diri beberapa pejabat publik PKS lainnya. Masih ingat Misbakhun, saat santer pengusutan kasus Century, secara cepat beliau dijadikan tersangka dalam kasus dugaan pemalsuan ‘letter of credit’ (L/C) fiktif Bank Century senilai US$ 22,5 juta. Tak perlu waktu lama, Misbakhun mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR di PKS.
Sebut juga Arifinto, yang diterjang gelombang pemberitaan buruk setelah tertangkap kamera membuka konten tidak senonoh saat sidang paripurna di gedung DPR/MPR dua tahun lalu. Publik mengecam habis-habisan. Arifinto menjawab kecaman publik dengan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai anggota DPR dari PKS. Langkah ini diacungi jempol oleh banyak pihak sekaligus mampu memulihkan citra PKS.
Menurut pengamat politik, Ikrar Nusa Baktidalam wawancara di TVOne kamis malam (31/1/2012), budaya mundur dari jabatan bagi pribadi yang terkena masalah di PKS, menunjukkan partai ini masih memegang aturan organisasinya. Budaya mundur yang dipraktekkan PKS membuat PKS masih menyisakan sisi positif di antara tsunami politik yang menerjangnya.
Mundur dari jabatan yang dipegang, bagi kebanyakan orang di negeri ini belumlah menjadi budaya yang mengakar dan mendarah daging. Mundur ada yang menganggap sebagai upaya lari dari tanggung jawab. Desakan mundur banyak pihak pun takkan digubris kebanyakan pejabat publik yang menjadi tersangka bahkan terdakwa di negeri ini karena toh mereka masih bias mengusahakan upaya lain. Beberapa pejabat publik yang menjadi terdakwa beberapa kasus tetap saja masih menyandang jabatan sebagai pengurus partai politik atau jabatan sebagai anggota legislatif.
Bila seseorang tidak lagi memliliki rasa malu dan menganggap kekuasaan adalah kenikmatan, maka mundur bukanlah pilihan baginya. Mundur berarti hilangnya harta, kekuasaan dan status sosial yang disandang mereka itu.
Lalu, diantara “musibah” yang menerjang PKS, masih ada karunia lain dari-Nya yaitu teladan dalam mengundurkan diri. Dan itu dicontohkan dengan konsisten dan sangat ringan oleh PKS.

sumber : http://politik.kompasiana.com/2013/02/01/budaya-mundur-di-pks-524704.html
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright OFFICIAL SITE DPC PKS TAMANSARI 2010 -2011 | ReDesign by DPC PKS TAMANSARI | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.