Siti Tonisah |
Bel klakson truk seakan membuyarkan lamunannya, "Nok, dewekan bae.. melu
yuuh..? (Neng/ mbak, sendirian aja, ikut yuk?)", teriakan sopir
disambut tawa rekannya di kendaraan. Belum sempat bergeser dari
tempatnya berdiri, mobil pribadi menghampirinya dan kaca mobilpun
dibuka, "Sore-sore kemana mbak?, saya mau ke arah Tegal, mau ikut
sekalian?", tawar orang tersebut. Sepintas hendak saja Siti menerima
tawaran tersebut, tiba-tiba sang supir mengedipkan matanya! "Nah loh!",
spontan diapun mengurungkan niatnya. "Astaghfirullah, maaf enggak lah",
tolaknya.
Siti Tonisah, lahir di Tegal 42 tahun yang lalu. Anak
ke-8
dari 10 bersaudara dari pasangan Bapak H. Syafii (alm), warga mengenal
orang tuanya dengan nama H. Nadi dan Hj. Marsito. Sejak kecil ia
dipanggil warga sekitar dengan panggilan Nisa, gadis kecil yang sering
bermain di kebun
dan sawah bersama Neneknya. Sejak kecil Siti memang bercita-cita
menjadi insinyur pertanian yang dapat mengembangkan daerahnya agar lebih
subur dan sejahtera. Karena itu, Ia pernah kuliah di IKIP Semarang
pendidikan biologi, dan IPB D3 Jurusan Produksi Benih.
Siti,
memang rutin mengisi pengajian ke pelosok desa. Karakternya yang sabar
dan tutur katanya yang santun membuat masyarakat senang bila diajak
mengaji. Desa yang baru saja dikunjunginya adalah desa binaannya, dan
dia menyempatkan diri untuk selalu datang ke desa tersebut karena warga
di sana membutuhkan bimbingan. Wajar kalau saja kejadian menimpa Siti saat menunggu kendaraan di daerah tersebut, beberapa kali Ia disikapi tidak sopan oleh pengendara yang lewat.
Tapi apalah kata orang dan anggapan masyarakat akan desa tersebut,
karena Siti akan selalu memberikan bimbingan dan arahannya selalu untuk
warga di sana.
Akhirnya
hujan lebat mengguyur desa Kesambi di malam hari, desa dimana Siti
sudah sampai di rumah. Disaat orang sedang asyik berkumpul bersama
keluarga, Siti memilih bersama suami naik motor menuju sebuah desa
pelosok di Kecamatan Margasari untuk memperkenalkan dirinya sebagai
calon legislatif.
Siti Tonisah bersama 49 kader PKS Kabupaten Tegal yang lain sejak Oktober 2013 silam di amanahi untuk menjadi Caleg PKS. Dijaman Kampanye seperti ini kalau hanya mengandalkan alat peraga kampanye seperti spanduk, banner tidak akan terlalu berpengaruh pada hasil dukungan. Walaupun Pak Dirman suami Siti bekerja sebagai Direktur Pendidikan di sebuah sekolah swasta di Kota Slawi, untuk mengikuti logika dan biaya kampanye kebanyakan orang mereka berdua tidak akan sanggup. Paling tidak yang mereka lakukan adalah silaturrahmi ke rumah-rumah warga.
Malam itu Siti dan Suami nekat menembus derasnya hujan. Mereka biasanya membawa makanan ringan. Tidak banyak, paling tidak cukup untuk mengumpulkan 20-30 orang. Hujan deras yang mengguyur mereka berdua tidak dapat menghindari makan ringan yang terbungkus kotak kertas berantakan basah karena hujan.
"Bi, sudah ya kita balik rumah saja. Snacknya juga rusak, kebasahan. Masih mending kalau kita bawa amplop transport untuk mereka seperti caleg yang lain, kita gak bawa apa-apa loh, Bi?", pinta Siti kepada suaminya. Suaminya sejenak menghentikan laju motornya, "Loh menurut Umi, yang kita inginkan dari setiap pertemuan ini apa? hanya memberikan snacknya? amplopnya? Umi, kita berdua akan buktikan bahwa silaturrahim ini berbuah kemanisan, insyaAllah. Kalau tidak berbuah pada Pemilu ini, insyaAllah pada masa yang akan datang Mi..", erang suami Siti, suaranya agak tersekat menahan harapan besar, berharap istrinya tetap kuat menempuh ujian ini.
Kisah di atas adalah satu dari ribuan kisah pengorbanan kader-kader PKS dalam mengemban amanah menjadi caleg dalam perhelatan Pemilu 2014. Tak terkecuali Siti dan beberapa kader terpilih lainnya. Mereka bukan bertahan karena memiliki banyak biaya, yang mereka miliki adalah keyakinan bahwa jika berusaha menegakkan agama Allah, maka Allah akan 'menegakkan' mereka dengan cara yang tidak dapat dinalar dengan akal sehat. Bukan banyaknya uang memenangkan perjuangan ini, tapi pengabdian dan pelayanan tuluslah yang memenangkan hati masyarakat.
Kini Siti Tonisah dinyatakan memenuhi syarat untuk menduduki kursi anggota dewan DPRD Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil sidang Pleno KPUD Kabupaten Tegal, suara yang berhasil dikumpulkannya dalam Pemilu 2014 menempatkan Siti Tonisah menjadi Anggota Legislatif dari PKS untuk Daerah Pemilihan 6, kecamatan Margasari, Balapulang dan Pagerbarang. Siti Tonisah akan menjadi legislator wanita pertama yang mewakili PKS di DPRD Kabupaten Tegal. Semoga Amanah dan dapat memberikan perubahan untuk Kabupaten Tegal, seperti cita-cita Si Nisa kecil dahulu kala.
Seperti yang diutarakan
Pak Dirman pada Redaksi
Siti Tonisah bersama 49 kader PKS Kabupaten Tegal yang lain sejak Oktober 2013 silam di amanahi untuk menjadi Caleg PKS. Dijaman Kampanye seperti ini kalau hanya mengandalkan alat peraga kampanye seperti spanduk, banner tidak akan terlalu berpengaruh pada hasil dukungan. Walaupun Pak Dirman suami Siti bekerja sebagai Direktur Pendidikan di sebuah sekolah swasta di Kota Slawi, untuk mengikuti logika dan biaya kampanye kebanyakan orang mereka berdua tidak akan sanggup. Paling tidak yang mereka lakukan adalah silaturrahmi ke rumah-rumah warga.
Malam itu Siti dan Suami nekat menembus derasnya hujan. Mereka biasanya membawa makanan ringan. Tidak banyak, paling tidak cukup untuk mengumpulkan 20-30 orang. Hujan deras yang mengguyur mereka berdua tidak dapat menghindari makan ringan yang terbungkus kotak kertas berantakan basah karena hujan.
"Bi, sudah ya kita balik rumah saja. Snacknya juga rusak, kebasahan. Masih mending kalau kita bawa amplop transport untuk mereka seperti caleg yang lain, kita gak bawa apa-apa loh, Bi?", pinta Siti kepada suaminya. Suaminya sejenak menghentikan laju motornya, "Loh menurut Umi, yang kita inginkan dari setiap pertemuan ini apa? hanya memberikan snacknya? amplopnya? Umi, kita berdua akan buktikan bahwa silaturrahim ini berbuah kemanisan, insyaAllah. Kalau tidak berbuah pada Pemilu ini, insyaAllah pada masa yang akan datang Mi..", erang suami Siti, suaranya agak tersekat menahan harapan besar, berharap istrinya tetap kuat menempuh ujian ini.
Kisah di atas adalah satu dari ribuan kisah pengorbanan kader-kader PKS dalam mengemban amanah menjadi caleg dalam perhelatan Pemilu 2014. Tak terkecuali Siti dan beberapa kader terpilih lainnya. Mereka bukan bertahan karena memiliki banyak biaya, yang mereka miliki adalah keyakinan bahwa jika berusaha menegakkan agama Allah, maka Allah akan 'menegakkan' mereka dengan cara yang tidak dapat dinalar dengan akal sehat. Bukan banyaknya uang memenangkan perjuangan ini, tapi pengabdian dan pelayanan tuluslah yang memenangkan hati masyarakat.
Kini Siti Tonisah dinyatakan memenuhi syarat untuk menduduki kursi anggota dewan DPRD Kabupaten Tegal. Berdasarkan hasil sidang Pleno KPUD Kabupaten Tegal, suara yang berhasil dikumpulkannya dalam Pemilu 2014 menempatkan Siti Tonisah menjadi Anggota Legislatif dari PKS untuk Daerah Pemilihan 6, kecamatan Margasari, Balapulang dan Pagerbarang. Siti Tonisah akan menjadi legislator wanita pertama yang mewakili PKS di DPRD Kabupaten Tegal. Semoga Amanah dan dapat memberikan perubahan untuk Kabupaten Tegal, seperti cita-cita Si Nisa kecil dahulu kala.
Seperti yang diutarakan
Pak Dirman pada Redaksi
sumber : http://www.pkskabupatentegal.com/2014/04/caleg-pks-kab-tegal-terpilih-siti.html?utm_source=DPD+PKS+Kab+Tegal+|
0 komentar:
Posting Komentar