Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mendorong pengembangan
agribisnis kopi di Kabupaten Bandung. Dia menjanjikan untuk memberikan
bantuan hingga lima juta benih kopi untuk meningkatkan produksi.
Kegiatan pencanangan tersebut dihadiri 1.601 peserta, terdiri atas perwakilan petani kebun, petugas lapangan, dan para pejabat di lingkungan Pemkab Bandung dan Provinsi Jawa Barat.
Dalam pencanangan itu juga diberikan bantuan 1 juta benih kopi secara simbolis kepada perwakilan petani di berbagai daerah di Jawa Barat.
Dalam uji kualitas kopi di tingkat dunia baru-baru ini, Heryawan mengungkapkan, kualitas kopi dari Perkebunan Malabar Kabupaten Bandung itu paling unggul di bandingkan dengan berbagai negara penghasil kopi lainnya.
Hal itu membuat harga kopi yang kini memiliki merek Java Preanger itu naik signifikan, dari 3 dolar AS menjadi 8,7 dolar AS.
Selain kopi, kata Heryawan, wilayah Jawa Barat juga memiliki teh yang terunggul di dunia. Seiring dengan pengakuan dunia internasional tersebut, kedua hasil perkebunan dari Jabar itu kini banyak diminati secara global.
“Ke depan, hasil perkebunan ini harus dikembangkan menjadi agribisnis. Jangan sampai, kita membeli olahan hasil perekbunan dari luar negeri yang justru bahan bakunya dari daerah kita sendiri,” katanya.
Untuk meningkatkan produksi, menurut Heryawan, perluasan lahan perkebunan dan dukungan teknologi serta sumber daya manusia harus diprioritaskan.
Data Dinas Perkebunan Jabar menunjukkan, luas total lahan perekebunan di Jawa Barat pada 2013 yaitu 494.162 hektare, meningkat 13,32% dari tahun sebelumnya. Perkebunan tersebut digarap oleh 497.445 petani.
Bupati Bandung Dadang Naser mendukung pengembangan kopi di daerahnya. Dia mengakui, saat ini kopi dari Perkebunan Malabar itu sudah diekspor ke berbagai negara, di antaranya Maroko dan Korea Selatan.
“Bahkan, permintaan dari beberapa negara itu belum bisa kami penuhi karena prioritas masih di dalam negeri. Ini menjadi dorongan bagi kami untuk terus mengembangkan hasil perkebunan unggulan ini,” ujarnya.
Dadang juga mengaku terus mendorong para petani untuk menanam kopi di lahan-lahan perkebunan yang kurang produktif. Pada saat yang sama, dia juga mengaku terus mendorong pembangunan infrastruktur perkebunan, teknologi, dan sumber daya manusianya. (Cecep Wijaya/A-89)
Sumber: Pikiran Rakyat Online
0 komentar:
Posting Komentar