KARANG ANYAR -
Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri menyampaikan, kemiskinan merupakan
masalah yang harus serius diatasi dengan melibatkan berbagai pihak
terkait, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha maupun
masyarakat.
Menurutnya, salah satu parameter dalam
kriteria kemiskinan adalah rumah. Rumah menjadi dasar bagi warga miskin
untuk semangat maju. Tidak hanya itu, ketercapaian tidak lepas dari
semangat untuk membantu dan mengatasi jumlah warga miskin di yang berada
di daerah tersebut.
“Selama ini, Kementerian Sosial
(Kemensos) mencatat semangat kesetiakawanan sosial sangat kuat dalam
pelaksanaan bedah kampung di berbagai tempat di Indonesia,” ujarnya di
acara bedah rumah di Kabupaten Karang Anyar, Jawa Tengah, Kamis (26/6).
Komitmen Kemensos untuk terus
menjalankan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengurangan Kemiskinan
di Indonesia (MP3KI) yang salah satu indikator pengurangan angka
kemiskinan adalah pemenuhan kebutuhan rumah warga miskin yang faktanya
memang tidak layak huni.
Sebab menurut Salim, dengan dibangun
rumah layak huni, maka kepala keluarga akan berkonsentrasi pada
pekerjaan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dan mempersiapkan masa
depan yang lebih baik.
“Kemensos menempuh cara untuk mengatasi
hal itu dengan jaringan kemitraan. Hingga kini, telah menyelesaikan
pembangunan 11 ribu unit rumah layak huni bagi warga miskin, ”
tandasnya.
Pada umumnya warga miskin memiliki
banyak keterbatasan, sehingga cara yang tepat adalah dengan dibangunkan
rumah layak huni. Selain itu, diberikan pula penguatan dalam bentuk
Usaha Ekonomi Produktif (UEP), melalui Kelompok Usaha Bersama (KUBE).
Hasil monitoring dan penelitian internal
menunjukkan, banyak warga miskin yang tergabung dalam KUBE telah
berhasil dengan usaha yang dikelolanya, sehingga sudah ada yang bisa
menabung dan meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
“Tentu saja, Kemensos terus memberikan
pendampingan kepada mereka tidak hanya bantuan modal usaha. Dari sekian
KUBE yang berhasil di antaranya, di Palembang, Bangka Belitung,
Balikpapan dan Garut, Jawa Barat. Hasilnya cukup membanggakan, yaitu
mampu membiayai sekolah anak dan membeli kebutuhan rumah tangga, ”
ucapnya.
Pada Juni ini, Kemensos melanjutkan
Program Rehabilitasi Sosial Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) bagi warga
miskin pada titik ke-45 di Kabupaten Karang Anyar, Provinsi Jawa Tengah.
Warga miskin mendapatkan bedah rumah
bagi mereka yang tinggal di Desa Kwangsan, Kecamatan Jumapolo sebanyak
120 unit rumah. Juga, Kemensos membantu 20 KUBE di Desa Kransan yang
berpotensial di bidang pertanian dan mulai tumbuh perdagangan.
“Kabupaten Karang Anyar mendapatkan
bantuan dana dari Kemensos Rp 1,6 miliar, terdiri dari Rp 1,2 miliar
bagi 120 rumah yang akan dibedah dan Rp 400 juta untuk bantuan 20 KUBE, ”
terang Mensos.
Selain itu, ada paket bantuan Kemensos
berupa alat bantu dengar tiga unit, Kruk bagi penyandang disabilitas dua
pasang, kursi roda empat unit, dan dua unit sarana lingkungan
(Sarling). Paket bantuan yang diberikan berdasarkan hasil kajian dan
verifikasi di lapangan sebelum penetapan nilai manfaatnya. Untuk sarling
sebagai bagian tidak terpisahkan dari bedah kampung yang didasarkan
pada kebutuhan warga keseluruhan, ungkap Mensos.
“Setelah melalui rembuk warga,
ditetapkan sarling yang paling dibutuhkan dan diyakini mampu memperkuat
interaksi sosial antarwarga setempat, ” ujarnya. (ris/jpnn)
Sumber: jpnn.com
0 komentar:
Posting Komentar