Jakarta (24/12) - Operasi penangkapan pelaku illegal fishing yang digalakkan Pemerintah belakangan ini belum maksimal dan tidak menimbulkan efek jera terutama bagi pelaku yang belum tertangkap. Demikian tanggapan anggota DPR RI Hermanto, atas maraknya kasus pengejaran nelayan lokal oleh nelayan asing di perairan Anambas, Selat Malaka, dan perairan Morotai sepanjang bulan Desember 2014.
“Operasi penangkapan pelaku illegal fishing belum maksimal dan tidak menimbulkan efek jera. Buktinya, disaat kita sedang melancarkan operasi penangkapan dan penenggelaman kapal pencuri ikan belakangan ini, ternyata masih ada kapal ikan asing yang berani masuk bahkan menyerang nelayan kita. Tidak tanggung-tanggung, hal itu marak terjadi di tiga lokasi laut kita,” kata Hermanto, Selasa (23/12).
Sebelumnya, Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Anambas mengungkapkan telah terjadi pengejaran kapal nelayan lokal oleh kapal nelayan asal Thailand di Perairan Belidah, Kabupaten Kepulauan Anambas, Kepulauan Riau. Laporan serupa disampaikan Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) bahwa nelayan lokal di Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara diserang kapal asing yang diduga dari Malaysia. Bahkan di perairan Morotai, laporannya langsung dari Gubernur Maluku Utara Abdul Gani Kasuba bahwa nelayan setempat banyak yang diusir nelayan asing asal Filipina dan Tiongkok.
Menurut Hermanto, dengan mengintimidasi nelayan lokal, para nelayan asing itu seolah mengirimkan pesan bahwa dirinya masih eksis. Ia mendesak Pemerintah agar memaksimalkan operasi dengan mengerahkan dan mengoordinasikan semua potensi yang ada untuk mengamankan laut dari para pencuri ikan.
“Mereka telah menantang negara. Negara harus bisa menangkap mereka. Kalau TNI AL belum cukup, kerahkan juga TNI AU,” ujar lagislator PKS asal Sumatera Barat ini.
0 komentar:
Posting Komentar